Sabtu, 26 November 2011

Manusia Praaksara





Masyarakat Indonesia berasal dari Yunan, yaitu suatu daerah yang terletak di Myanmar (Birma). Pada waktu berpindah dari Yunan ke Indonesia, mereka belum mengenal tulisan. Oleh karena itu, mereka disebut masyarakat pra aksara. Tujuan perpindahan mereka adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka hidup secara nomaden, yaitu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Tempat - tempat yang menjadi tujuan mereka adalah tempat yang menghasilkan bahan makanan. Salah satu tempat yang menjadi tujuan mereka adalah Indonesia. Untuk mencapai Indonesia tidak terlalu sulit karena pada waktu mereka berpindah, wilayah Indonesia masih menyatu dengan daratan Asia. Hal ini dibuktikan dengan persamaan fauna (binatang) yang hidup di Indonesia dan daratan Asia.
Ketika sampai di Indonesia, mereka masih hidup secara nomaden. Lama kelamaan, kehidupan mereka mengalami kemajuan. Mereka mulai mengenal sistem bercocok tanam. Untuk keperluan bercocok tanam, mereka mulai menetap sementara. Setelah selesai bercocok tanam, mereka berpindah ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di tempat yang baru, mereka akan bercocok tanam dan hidup menetap sementara. Akhirnya, mereka akan kembali ke tempat semula apabila musim panen telah tiba. Kehidupan ini dilakukan secara terus menerus. Oleh karena itu, mereka disebut sebagai masyarakat semi nomaden.

Kehidupan mereka terus berkembang dan akhirnya mereka mulai hidup menetap di suatu tempat. Untuk mempertahankan hidupnya, mereka tidak semata - mata bergantung kepada apa yang disediakan alam. Mereka mulai mengenal sistem pertanian dengan menanam berbagai jenis tanaman dan mulai memelihara ternak. Di samping itu, mereka mulai hidup secara bersama sehingga terbentuklah masyarakat pra sejarah. Mereka saling membantu dalam mempertahankan hidup dan kehidupannya. Misalnya, untuk menangkap binatang buruan, mereka lakukan secara bersama - sama.

Untuk memudahkan cara memenuhi kebutuhan, masyarakat pra aksara mulai mengenal dan membuat peralatan. Alat - alat itu terbuat dari batu, tulang, kayu, atau logam. Alat - alat tersebut ada yang sangat kasar, agak halus, dan sangat halus bentuknya. Di samping itu, ada yang bulat, pipih, runcing, kecil, dan besar. Bentuk dan jenis alat - alat itu sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hidupnya. Sisa - sisa peralatan yang terbuat dari tulang dan kayu, umumnya telah membatu (menjadi batu) atau sering disebut fosil. Sisa - sisa peninggalan ini disebut sebagai hasil kebudayaan fisik (materi).

Masyarakat pra aksara sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda memiliki roh atau jiwa. Sedangkan dinamisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Aliran kepercayaan ini disebut sebagai kebudayaan rohani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar